Friday 13 June 2014

Pilih siapa?



Banyak yang bertanya kenapa saya lebih memilih Prabowo ketimbang Jokowi dalam pemilu kali ini. Tapi lebih banyak lagi yang bertanya tim mana yang saya support dalam Piala Dunia kali ini.

Dan kali ini, ijinkan saya menjawab pertanyaan yang pertama terlebih dahulu. ;)

Sebelum anda membaca, mohon dimengerti bahwa saya percaya Prabowo dan Jokowi adalah 2 orang calon terbaik untuk menduduki kursi pemerintahan tertinggi di negara kita. Prabowo dan Jokowi adalah 2 calon terbaik untuk menjadi presiden kita di periode 2014-2019. Saya pendukung keduanya.

Namun, dari kedua orang baik tersebut, saya tetap harus memilih salah satu. Saya harus memilih orang yang menurut saya lebih pantas dan lebih cocok untuk menjadi presiden saya selama 5 tahun ke depan. Karena memilih adalah hak saya, maka adalah hak anda untuk setuju atau tidak setuju dengan pilihan saya.

Ada 2 alasan utama yang membuat saya lebih memilih Prabowo ketimbang Jokowi.


1. Prabowo lebih siap.

Banyak teman-teman yang bilang, "wajar aja dia lebih siap! wong sudah dari 10 tahun yang lalu persiapannya!", dan saya berpikir, "bukankah itu hal yang baik?"

Dalam 10 tahun terakhir ini, jika memang benar Prabowo mempersiapkan semuanya untuk menjadi presiden seperti yang dikatakan oleh teman-teman sekalian, maka saya yakin dia juga sudah mempelajari dengan baik hal-hal apa saja yang menjadi tantangan dan permasalahan utama di Indonesia. Dengan latar belakang beliau yang pernah menjadi kepala kesatuan paling elit di angkatan bersenjata negara kita, maka saya yakin beliau juga sudah terdidik untuk berpikir strategis mengenai rencana-rencana beliau atas Indonesia ke depannya. Dan 10 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mempelajari Indonesia.

Di pihak lain, Jokowi cenderung lebih banyak bekerja untuk rakyat selama 10 tahun terakhir ini. Mohon dicatat, saya melihat kinerja beliau memang cukup terbukti di Solo. Beliau memang berhasil dalam hal mengatur dan mendisiplinkan para pejabat daerah dalam hal administrasi pemerintahan. Dan saya angkat 2 jempol untuk hal tersebut.

Tapi, menurut saya, masih terlalu dini untuk Jokowi menjadi pemimpin tertinggi di negara ini. Untuk saya, beliau masih harus membuktikan kapasitas beliau di Jakarta dengan komposisi masyarakat yang lebih kompleks dibandingkan Solo. Barulah setelah saya diyakinkan dengan kesuksesan beliau di Jakarta, saya bisa percaya bahwa Jokowi siap untuk memimpin Indonesia yang jauh-jauh-jauh-jauh-jauh lebih kompleks dari Jakarta.


2. Koalisi.

Banyak yang berpikir bahwa koalisi tenda besar Prabowo akan menyebabkan semakin banyaknya korupsi di tubuh pemerintahan nantinya. Banyak juga yang berpikir dengan adanya dukungan dari FPI dan ormas-ormas lainnya, Prabowo akan menjadi monster yang paling menyeramkan dan bahkan lebih menyeramkan dari pemimpin-pemimpin terdahulu.

Tapi cara berpikir saya mungkin sedikit berbeda.
Koalisi partai itu adalah bentuk usaha Prabowo merangkul segala macam lapisan masyarakat yang terbagi-bagi dalam berbagai macam partai. Saya berpikir memang tidak mungkin ada koalisi yang benar-benar bersih tanpa meminta transaksi, dan itu adalah hal yang baik. Karena kepentingan masyarakat Indonesia yang beragam ini sudah tertuang dalam tubuh partai. Kenapa ada banyak partai kalo emang semua orang punya keinginan yang sama?

Dan satu hal yang justru lebih menyeramkan buat saya adalah koalisi ramping di kubu Jokowi. Menyeramkan karena saya tidak bisa membayangkan jika nanti akhirnya kekuasaan pemerintahan Indonesia diisi oleh orang-orang yang berasal dari satu partai (PDIP), dan melihat dari rekam jejak masa lalu, saya tidak bisa percaya dengan PDIP. Menurut saya, peluang korupsi akan jauh lebih besar dalam kondisi ini. Bahkan sekalipun Jokowi bilang akan bertindak professional, saya yakin PDIP pasti akan tetap bersuara. Sekali lagi, ini menurut saya, bisa benar bisa salah.


Selain 2 alasan utama itu, tentunya saya punya alasan-alasan lain yang lebih enak diobrolin sambil makan pisang goreng di warung kopi sebelah.

Sekian. Terima kasih.

#SelamatkanIndonesia

No comments: